1.1 Latar Belakang
Pada pemeliharaa
unggas, pakan merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu usaha peternakan. Tetapi biaya produksi terutama dari segi
pakan masih terlalu tinggi bila dibandingkan hasil yang diperoleh dari usaha
peternakan. Tingginya harga pakan tidak terlepas dari ketergantungan peternak
terhadap pakan buatan pabrik yang harganya tinggi. Oleh karena itu perlu adanya
usaha untuk mencari pakan alternatif sebagai suatu usaha untuk menggunakan
sumber bahan pakan baru yang belum dimanfaatkan oleh manusia, tersedia dalam
jumlah banyak, mudah diperoleh, mempunyai nilai nutritif bagi ternak dan
mempunyai harga yang murah. Salah satu upayanya adalah dengan pemanfaatan
limbah peternakan.
Kondisi perekonomian
yang terjadi sampai saat ini masih belum stabil dan belum banyak menunjukkan
kemajuan yang menggembirakan sehingga masih banyak peternak yang belum bangkit
kembali, hal ini disebabkan harga pakan masih terlalu tinggi. Harga pakan yang
tinggi ini membuat peternak tergantung terhadap pakan buatan pabrik yang
harganya tinggi karena masih banyak bahan baku pakan yang diimpor. Disamping
itu didalam usaha peternakan ayam yang masih menjadi kendala adalah masalah
pencemaran oleh bau kotoran ayam. Upaya untuk mengatasi masalah limbah peternakan
dan masalah ketersediaan pakan yang murah bisa dilakukan dengan memanfaatkan
kotoran ayam dan penggantian bekatul sebagai bahan pakan unggas dengan kotoran
ayam tersebut.
Untuk meningkatkan kualitas limbah peternakan maka
kotoran ayam perlu mendapat perlakuan lebih dahulu misalnya dengan
fermentasi.
Fermentasi adalah
suatu proses aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang
diperlukan dalam proses metabolisme
melalui pemecahan terhadap senyawa organik secara aerobik atau anaerobik dan
terjadi perubahan pada substrat yang
dilakukan fermentasi. Dalam proses fermentasi perlu adanya keseimbangan media C
dan N. Kotoran ayam mengandung protein kasar yang cukup tinggi dengan kandungan
NPN yang tinggi pula tetapi memiliki kandungan energi yang rendah. Untuk
mengatasi kendala tersebut maka ditambahkan molases dimana molases merupakan
sumber energi yang mengandung karbohidrat dimana didalamnya terdapat unsur
carbon (C) sedangkan pada kotoran ayam mengandung unsur nitrogen (N). Unsur C
pada molases digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk memecah
substrat yaitu NPN dan mengikat nitrogen (N) sehingga dapat meningkatkan
kualitas kotoran ayam.
Molases merupakan
sisa dari proses pembuatan gula dan merupakan sumber energi tetapi proteinnya
rendah. Molases mengandung 4,2 % protein kasar dan 7,7 % serat kasar (Hartadi dkk.,1997).
Molases juga sering digunakan dalam
proses fermentasi karena molases mengandung 1 – 20 % gula yang dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan inokulum. Sedangkan Effective Microorganisms 4
(EM-4) menurut Arifin (2003) merupakan gabungan atau campuran dari berbagai
bakteri yang bermanfaat yang terdiri dari bakteri Lactobacillus sp, Ragi/Khamir, Fotosintetik, Actinomycetes serta Streptomycetes.
Kotoran ayam yang
kaya akan protein diharapkan akan meningkat nilai nutrisinya dengan penambahan
molases yang merupakan sumber energi dan
selanjutnya mendapatkan proses fermentasi dengan EM-4. Selain itu, kotoran ayam
yang difermentasi dengan EM-4 ini diharapakan dapat mengganti bekatul yang
dalam pakan penggunaannya sampai tingkat 10 % sehingga penggantian bekatul ini
dapat meminimumkan biaya pakan dalam usaha peternakan. Sjofjan dkk. (2001) menyatakan proses fermentasi
dengan spesies Rhizopus dapat
meningkatkan kualitas zat makanan dan palatabilitas dari produk yang
dihasilkan. Fermentasi kotoran ayam dengan inokulum Rhizopus oligosporus
selama 48 jam dapat meningkatkan protein kasar dari 1,75 % menjadi 2,71 %
(Sjofjan dkk., 1997). Menurut Natsir
dan Ulfah (2002) campuran kotoran ayam dan kulit pisang yang difermentasi dapat
meningkatkan energi metabolis dan kecernaan protein yaitu besarnya nilai energi
metabolis 2095,79 % Kkal/kg dan persentase kecernaan protein sebesar 66,02
%. Berdasarkan hal diatas maka perlu
dilakukan penelitian tentang penggantian bekatul dengan kotoran ayam yang
difermentasi dengan EM-4 dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging
yang diharapkan dapat menjadi suatu pakan alternatif yang berkualitas dengan
harga murah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efek
substitusi bekatul dengan kotoran ayam yang difermentasi dengan EM-4 dalam
pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging yang meliputi konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan, konversi pakan, berat karkas dan Income Over Feed Cost (IOFC).
1.3 Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek substitusi bekatul dengan kotoran ayam yang
difermentasi dengan EM-4 dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging
yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, berat
karkas dan Income Over Feed Cost (IOFC).
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan kajian ilmiah tentang
pengaruh efek substitusi bekatul dengan kotoran ayam yang difermentasi dengan
EM-4 dalam pakan erhadap penampilan produksi ayam pedaging yang meliputi konsumsi
pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan, berat karkas dan Income Over Feed Cost (IOFC).Selain itu juga diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pakan alternatif untuk meningkatkan penampilan produksi
ayam pedaging, mengurangi penggunaan bekatul dan dapat diaplikasikan pada
peternak ayam pedaging sebagai bahan pakan alternatif untuk mengurangi biaya
produksi, meningkatkan nilai guna limbah peternakan yaitu kotoran ayam.
1.5 Kerangka Pikir
Dalam usaha
peternakan, faktor biaya yang cukup tinggi yaitu dari segi pakan yang berkisar
antara 60 – 70 %. Besarnya biaya pakan dapat ditekan dengan pemanfaatan limbah
peternakan yang dapat dijadikan bahan campuran pakan dengan memperhatikan aspek kemudahan dalam memperolehnya, mempunyai efek
terhadap produksi, murah harganya serta tidak mengganggu kesehatan ternak.
Salah satu limbah peternakan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan
alternatif yaitu kotoran ayam kering.
Kotoran ayam (manur) yang baru diambil dari kandang
sebaiknya tidak langsung diberikan sebagai bahan pakan atau campuran pakan. Hal
ini disebabkan kotoran ayam yang masih baru dan basah, banyak mengandung gas
ammonia dan mikroorganisme patogen misalnya, Streptococcus sp, Salmonella sp, Clostridium sp, Mycobacterium sp
yang dapat membahayakan kesehatan ternak. Oleh karena itu kandungan gas ammonia
dan mikroorganisme harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara pengeringan.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pakan dengan campuran kotoran ayam
ini, perlu mendapat perlakuan lebih
dahulu misalnya dengan fermentasi menggunakan molases dan EM-4. Menurut Sjofjan
dkk. (2002) fermentasi campuran
onggok dan kotoran ayam dapat mengganti sebagian bekatul dalam pakan ayam
pedaging dan seluruh bekatul dalam pakan ayam petelur maupun itik petelur.
Informasi tentang penggunaan kotoran ayam yang difermentasi menggunakan molases
dan EM-4 dalam pakan ayam pedaging belum ditemukan. Oleh karena itu diperlukan
penelitian tentang penggunaan fermentasi kotoran ayam menggunakan molases dan
EM-4 dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi
pakan, berat karkas dan Income Over Feed
Cost (IOFC).
1.6 Hipotesis
Substitusi bekatul
dengan kotoran ayam yang difermentasi dengan EM-4 dalam pakan dapat
mempengaruhi penampilan produksi ayam pedaging antara lain dapat meningkatkan
pertambahan bobot badan, berat karkas dan Income Over Feed Cost (IOFC), serta
menurunkan konsumsi pakan dan konversi pakan.
Find your way around the casino, 남양주 출장마사지 find where everything is located with this map. 밀양 출장안마 Realtime driving directions 용인 출장안마 to The 논산 출장마사지 Wynn 양산 출장안마 Hotel and Casino,